1. Kecanduan
Sebuah survey
menyatakan 60% dari remaja berumur 13 - 19 tahun menggunakan dan kecanduan
smartphone mereka. Hal ini bisa dilihat dari laporan bahwa smartphone mengalami
kenaikan penjualan yang sangat tinggi dan diprediksikan akan bertambah lagi ke
depannya.Ofcom, badan independen yang berlaku sebagai regulator dan pengawas
kompetisi industri komunikasi di Inggris telah melakukan wawancara terhadap 511
responden di Irlandia Utara dan menemukan bahwa 92% responden menggunakan
ponsel. Dari angka tersebut, sekitar seperempat dari mereka menggunakan dan
kecanduan smartphone.
Telenav, sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang navigasi dan GPS, melakukan survey yang unik
terhadap beberapa warga Amerika. Survey ini mengkondisikan di mana responden
disuruh memilih, harus meninggalkan penggunaan smartphone-nya selama seminggu
atau smartphone tersebut bisa digantikan dengan kebutuhan penting lain dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Hasilnya sungguh
mencengangkan, 70% responden rela meninggalkan alkohol daripada smartphone
miliknya, 63% responden lain merelakan cokelat, 55% merelakan caffeine, 54%
merelakan berolah raga, dan 20% reponden merelakan komputer. Ada dua hal
menarik dari survey ini yang direlakan oleh responden, 22% rela untuk
meninggalkan sikat gigi selama seminggu daripada smartphone, 22% rela untuk
tidak bertemu pasangannya, bahkan ada 21% rela tidak bersepatu atau tidak
beralas kaki selama seminggu. Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah
membuat pemiliknya merasa kecanduan.Studi Rutgers University pada 2006
menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan
internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
2. Mengganggu
tidur
Dengan layanan internet
24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika
ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan
memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak
jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah
terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk. Kebiasaan menyanding
Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak
berkualitas.Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan.Bukan rahasia lagi
bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan
mental.
Sebuah penelitian
mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum
tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan
berkonsentrasi.Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia
menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.
3. Memicu
cemas
Memiliki telepon
selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang.
Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di
internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula
yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.
Studi yang dilakukan
MIT’s Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry
membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang
dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan
hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang
libur.
4. Melemahkan
otak
Di balik kemudahan yang
diberikan, Smartphone berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya.
Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu
bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap
informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
“Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu
banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi
yang penting dengan cepat,” kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan
Psikologis di Maryland, Baltimore.
Untuk itu, ia
menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya
selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau
dua jam sekali,” kata Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau
dering Blackberry
5. Efek radiasi
Selain
berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP
juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan
bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak.
Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi
kesempatan menggunakan HP secara permanen.
6. Mengganggu Perkembangan Anak
Melalui
canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera,
permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah?
Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari
teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang
menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru
menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka
generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar